Yuk Belajar Mengenal awalan dalam Bahasa Sunda, simpel dan tidak ribet
Urangkampoeng - Setelah sebelumnya saya sedikit membahas mengenai Kata Ganti Orang Dalam Bahasa Sunda bagian 2 sekarang ini tentang Awalan dalam Bahasa Sunda.
Dalam berbicara, sebetulnya kosakata yang kita ucapkan akan memiliki arti yang berbeda ketika telah diberikan awalan, akhiran, dan juga sisipan.
Awalan merupakan kata penghubung yang berada diawal kata utama, sehingga mungkin artinya akan sedikit berbeda dengan kata utama.
1. Rarangken hareup (awalan)
2. Rarangken tengah/seselan (sisipan)
3. Rarangken tukang/ahiran (akhiran)
4. Rarangken barung (imbuhan terbelah)
5. Rarangken bareng (imbuhan gabungan)
Dari ke lima macam Imbuhan tersebut, disini saya akan membahas dulu mengenai Rarangken hareup/awalan yaitu merupakan imbuhan yang terletak di awal kata. Rarangken hareup pada bahasa Sunda terdiri dari 16 awalan, diantaranya sebagai berikut: ba, barang, di, ka, n, pa, si, silih/sili-, ti, pada, pang, para, per, pi, sa, sang,ting/pating.
Nah berikut ini 18 jenis awalan, beserta contohnya mulai dari awalan BA sampai Pating, yang bisa Anda pelajari dari sekarang, berikut ini penjelasannya:
1. Rarangken hareup/awalan BA
contoh: darat menjadi badarat
2. Rarangken hareup/awalan BARANG
contoh: tuang menjadi barangtuang
3. Rarangken hareup/awalan DI
contoh: baju menjadi dibaju
4. Rarangken hareup/awalan KA
contoh: asup menjadi kaasup
5. Rarangken hareup/awalan N
Pada rarangken hareup N ini terdapat 6 alomorf*, berikut ini ke enam alomorf yang terdapat pada awalan N tersebut beserta contoh kata yang mendapatkan awalan tersebut, diantaranya:
Nah demikianlah sekilas mengenai 16 Awalan atau Rarangken Hareup yang terdapat dalam bahasa sunda. Memang cukup banyak sekali dan apabila baru mengenalnya akan sangat susah dalam mempelajarinya satu persatu, namun apabila dipelajari dengan sungguh-sungguh pasti akan terasa mudah.
Sebagaimana yang kita ketahui, setiap bahasa memiliki Imbuhan sendiri, begitu juga dalam bahasa Sunda yang ada di Indonesia.
Sama halnya seperti dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda sekalipun tetap memiliki imbuhan. Dalam sebuah buku yang ditulis oleh (Sudaryat et al. 2007), beliau mengatakan bahwa dalam bahasa Sunda terdapat sebanyak lima macam imbuhan, imbuhan tersebut antaralain:
Sama halnya seperti dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda sekalipun tetap memiliki imbuhan. Dalam sebuah buku yang ditulis oleh (Sudaryat et al. 2007), beliau mengatakan bahwa dalam bahasa Sunda terdapat sebanyak lima macam imbuhan, imbuhan tersebut antaralain:
1. Rarangken hareup (awalan)
2. Rarangken tengah/seselan (sisipan)
3. Rarangken tukang/ahiran (akhiran)
4. Rarangken barung (imbuhan terbelah)
5. Rarangken bareng (imbuhan gabungan)
BACA JUGA : Mengenal Senjata Tradisional Khas Masyarakat Sunda
Dari ke lima macam Imbuhan tersebut, disini saya akan membahas dulu mengenai Rarangken hareup/awalan yaitu merupakan imbuhan yang terletak di awal kata. Rarangken hareup pada bahasa Sunda terdiri dari 16 awalan, diantaranya sebagai berikut: ba, barang, di, ka, n, pa, si, silih/sili-, ti, pada, pang, para, per, pi, sa, sang,ting/pating.
Rarangken hareup (awalan)
Awalan atau disebut juga prefiks, adalah salah satu imbuhan yang terletak pada bagian awal sebuah kata dasar, dimana hasil dari penambahan imbuhan ini, akan menimbulkan makna yang beragam.
Perbedaan makna yang ditimbulkan antara yang belum mendapatkan awalan dan sudah mendapatkan awalan ini bergantung pada awalan yang menempel pada kata tersebut.
1. Rarangken hareup/awalan BA
contoh: darat menjadi badarat
2. Rarangken hareup/awalan BARANG
contoh: tuang menjadi barangtuang
3. Rarangken hareup/awalan DI
contoh: baju menjadi dibaju
4. Rarangken hareup/awalan KA
contoh: asup menjadi kaasup
5. Rarangken hareup/awalan N
Pada rarangken hareup N ini terdapat 6 alomorf*, berikut ini ke enam alomorf yang terdapat pada awalan N tersebut beserta contoh kata yang mendapatkan awalan tersebut, diantaranya:
- Rarangken N akan berubah menjadi M. Andaikata digunakan pada suatu kata dasar yang diawali konsonan B atau P (contoh: bawa menjadi mawa, patok menjadi matok).
- Rarangken N akan berubah menjadi N. Andaikata digunakan pada suatu kata dasar yang diawali konsonan T (contoh: Tulis menjadi nulis)
- Rarangken N akan berubah menjadi NG Andaikata digunakan pada suatu kata dasar yang diawali konsonan K (contoh: Katepel menjadi Ngatepel).
- Rarangken N akan berubah menjadi NGA. Andaikata digunakan pada suatu kata dasar yang diawali konsonan B, D, J, L, Y,N, W , H, dan M (contoh: babet menjadi ngababet, dalang menjadi ngadalang, goler menjadi ngagoler, hampas menjadi ngahampas, jauh menjadi ngajauh, lila menjadi ngalila, rapet menjadi ngarapet).
- Rarangken N akan berubah menjadi NGE. Andaikata digunakan pada suatu kata dasar yang diawali konsonan dan hanya terdiri dari satu suku kata (contoh: cet menjadi ngecet).
- Rarangken N akan berubah menjadi NY. Andaikata digunakan pada suatu kata dasar yang diawali konsonan c dan s (contoh: cium menjadi nyium dan sada menjadi nyada).
6. Rarangken hareup/awalan PA
contoh: tonjok menjadi panonjok
7. Rarangken hareup/awalan PADA
contoh: damel menjadi padamelan
8. Rarangken hareup/awalan SILIH
contoh: tonjok menjadi silihnonjok
9. Rarangken hareup/awalan TI
contoh: teuleum menjadi titeuleum
10. Rarangken hareup/awalan PARA
contoh: ibu menjadi paraibu
11. Rarangken hareup/awalan SI
contoh: dakep menjadi sidakep
12. Rarangken hareup/awalan TING atau PATING
contoh: koceak menjadi patingkoceak
13. Rarangken hareup/awalan PER
contoh: watak menjadi perwatak
14. Rarangken hareup/awalan PI
contoh: tapak menjadi pitapak
15. Rarangken hareup/awalan SA
contoh: alit menjadi saalit
16. Rarangken hareup/awalan SANG
contoh: hareup menjadi sanghareup
Nah demikianlah sekilas mengenai 16 Awalan atau Rarangken Hareup yang terdapat dalam bahasa sunda. Memang cukup banyak sekali dan apabila baru mengenalnya akan sangat susah dalam mempelajarinya satu persatu, namun apabila dipelajari dengan sungguh-sungguh pasti akan terasa mudah.
Mudah-mudahan apa yang saya bahas diatas bisa memberikan manfaat bagi anda yang ingin belajar dan memahami mengenai Bahasa Sunda.
Bahasa yang menjadi salah satu bahasa unik yang berada dipulai jawa pada khususnya, dan umumnya di Indonesia. Banyak kata yang dalam pengucapannya hampir sama dengan bahasa Jawa baik dari segi tulisan atau makna yang ada.
*Pengertian Alomorf adalah anggota morfem yg sama, yg variasi bentuknya disebabkan pengaruh lingkungan yg dimasukinya (msl morfem ber- mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-)
Bahasa yang menjadi salah satu bahasa unik yang berada dipulai jawa pada khususnya, dan umumnya di Indonesia. Banyak kata yang dalam pengucapannya hampir sama dengan bahasa Jawa baik dari segi tulisan atau makna yang ada.
*Pengertian Alomorf adalah anggota morfem yg sama, yg variasi bentuknya disebabkan pengaruh lingkungan yg dimasukinya (msl morfem ber- mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-)