Plagiarisme

Menghindari Plagiarisme dalam Dunia Pendidikan

Menghindari Plagiarisme dalam Dunia Pendidikan – Plagiarisme merupakan kegiatan penjiplakan, pencurian, dan pemalsuan karya pada suatu karya tanpa memberikan kredit terhadap pemilik karya yang sebenarnya.

Mengapa seseorang harus menghindari plagiarisme? Terdapat banyak hal yang menjadi tujuan plagiarisme. Biasanya hal tersebut menjadi standar seseorang apakah ia mengerti yang sedang ia bahas atau tidak.

Sebab, plagiarisme adalah suatu jalan pintas yang mudah untuk dilakukan namun mempunyai konsekuensi  urangkampoeng.com yang fatal untuk pelakunya.

Dalam dunia pendidikan, kasus plagiarisme kerap muncul dalam pembuatan artikel, jurnal, dan sebagainya. Pelakunya pun mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari mahasiswa hingga petinggi di sebuah institusi.

Kadang referensi kerap disalahartikan dan berujung kepada kasus plagiarisme. Seseorang yang melakukan plagiarisme, mempunyai beberapa alasan seperti keterbatasan waktu untuk membuat karyanya, kurang mencari referensi sebanyak banyaknya, ketidaktahuan akan halnya mengutip sesuatu ide atau kalimat.

Bukan hanya itu, para pelakunya kerap memiliki keinginan atau tujuan untuk menghasilkan karya yang bagus dengan menganggap tidak akan diketahui oleh orang-orang di sekitarnya.

Situasi yang berujung kepada plagiarisme sangat bisa untuk dihindari apabila kita memahami apa itu sebenarnya plagiarisme, maka dari itu kita tentu bisa lebih mudah untuk menghindari hal-hal yang menyusut ke kasus plagiarisme.

Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menghindari kasus plagiarisme? Terdapat 3 ide untuk menghindari plagiarisme yaitu:

1. Kutipan yang dipakai tidak berlebihan

Kutipan yang dipakai tidak berlebihan agar artikel atau karya yang dibuat bisa memperlihatkan bagaimana kemampuan dari penulisnya. Sehingga pembaca bisa tahu bagaimana wawasan dari penulis tersebut.

2. Parafrase

Parafrase juga hal yang penting untuk digunakan dalam menulis sebuah karya atau jurnal. Agar kata-kata yang ditulis dalam artikel atau jurnal tersebut tidak menghasilkan kata atau kalimat yang sama persis dari referensi yang didapat dan digunakan.

Baca juga: Pendidikan untuk Suporter, Mustahil?

3. Merangkum hasil bacaan yang telah diteliti

Dengan merangkum itu dapat menunjukkan bahwa sang penulis mengerti apa yang ia buat. Bukan hanya itu, hasil referensi tersebut akan dijadikan rangkuman hingga menuju parafrase untuk menghasilkan karya tulisan yang baru.